REGULATOR POWER SUPPLY
Pada
power supply tegangan dari bagian penyearah sudah cukup bagus jika riak/ripple
nya kecil tetapi ada masalah dengan stabilitas jika tegangan input naik-turun
maka tegangan output menjadi naik turun.
Untuk beberapa penggunaan atau penerapan pada peralatan elektronika &
listrik perubahan tegangan ini cukup mengganggu, sehingga diperlukan komponen
aktif yang dapat meregulasi/mengatur tegangan output menjadi stabil.
Komponen-komponen tadi kemudian dirangkai dalam kesatuan atau bagian yang biasa
disebut regulator.
PENGERTIAN REGULATOR POWER SUPPLY
Regulator
adalah salah satu bagian power supply yang berfungsi mengatur atau
mengendalikan tegangan output sehingga tegangan menjadi stabil atau meskipun
terjadi perubahan suhu, variasi beban dan tegangan masukan. Proses kerja bagian
regulator yaitu tegangan dari bagian filter masuk ke bagian regulator, bagian
regulator mengolah tegangan yang masih tidak stabil {naik/turun} dari bagian
filter kemudian distabilkan sesuai yang diinginkan. Berikut ini gambar proses
kerja regulator.
Gambar1.
Proses Kerja Regulator.
RANGKAIAN REGULATOR
Bagian
ini terdiri dari rangkaian komponen aktif penstabil tegangan seperti dioda
zener, transistor, Op Amp, IC penstabil tegangan {78XX & 79XX} dan komponen
pasif seperti resistor, kapasitor. Rangkaian regulator ada 4 yaitu rangkaian
regulator dengan dioda zener, transistor, Op Amp dan IC.
a.
Rangkaian
Regulator Dengan Dioda Zener.
Rangkaian
regulator dengan dioda zener atau regualator seri merupakan rangkaian regulator
yang paling sederhana, seperti gambar rangkaian di bawah ini.
Gambar 2.
Rangkaian Regulator Dengan Dioda Zener atau Regulator Shunt
Gambar
2 diatas merupakan rangkaian regulator dengan dioda zener yang paling
sederhana, dioda zener dipasang shunt atau pararel dengan R dan L {Beban} an
dipasang dalam posisi reverse bias. Dengan cara ini dioda zener bekerja pada
daerah breakdown dan menghasilkan tegangan output yang sama dengan tegangan dioda
zener
Vout
= Vz…………………………….………………………………………………..{1}
Rangkaian
Regulator Shunt sangat rawan dengan hubungan singkat, lihat pada gambar 2 jika
Vout terhubung singkat maka arusnya tetap I = Vin/R, sehingga rangkaian
regulator shunt ini hanya bermanfaat jika arus beban tidak lebih dari 50 mA.
b.
Rangkaian
Regulator Transistor.
Rangkaian
regulator dengan transistor atau regulator zener follower atau regulator
seri merupakan pengembangan dari
regulator shunt, seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini.
Pada
rangkaian regulator seri digunakan transistor untuk menaikkan arus dan tegangan
keluarannya adalah :
Vout
= Vz + Vbe………………………………………………………….……{2}.
Vbe
adalah tegangan basis – emitor transistor { Q }, yang besarnya tergantung dari
jenis transistor yang digunakan. Jika arus Ib dari Q di abaikan, R1 yang
diperlukan dapat dihitung.
R1
= { Vin – Vz }/Iz……………………………………………...……….....…{3}.
Iz
merupakan arus minimum dioda zener untuk mencapai tegangan breakdown dan dapat
dilihat dari data sheet komponen. Jika menginginkan catu daya atau power supply
yang arusnya lebih besar, perhitungan arus Ib tidak dapat diabaikan. Karena
besar arus IC berbanding lurus dengan Ib yang dirumuskan IC = β.I.
c.
Rangkaian
Regulator Op Amp.
Regulator
dengan Op Amp merupakan salah satu teknik regulasi yang lebih baik dibandingkan
regulator shunt dan seri, karena menggunakan Op Amp untuk menggerakan
transistor, seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini.
Gambar
4. Rangkaian Regulator Dengan Op Amp.
Pada
gambar 4 diatas, dioda zener tidak langsung member umpan transistor {Q} tapi
sebagai tegangan referensi untuk Op Amp, umpan balik pada pin negative Op Amp
adalah cuplikan dari tegangan keluar regulator. Dengan persamaan sebagai
berikut:
Vin{-}=R3/{R2+R3}}Vout………………….........…...……………………….……{4}.
Jika tegangan keluar Vout menurun karena
suplai arus kebeban meningkat Op Amp akan menjaga kestabilan dititik referensi
Vz dengan memberi arus Ib ke transistor Q. Sebaliknya saat tegangan keluar Vout
menaik, maka tegangan Vin {-} juga akan menaik sampai tegangan ini sama dengan
tegangan referensi Vz. Sehingga pada setiap saat Op Amp menjaga kestabilan dan
persamaanya sebagai berikut :
Vin{-}=Vz………….……………………….………………………………………{5}.
Dengan mengabaikan tegangan Vbe transistor Q
dan mensubtisi persamaan 5 kedalam persamaan 4 maka diperoleh persamaan berikut
ini :
Vout={{R2+R3}/R2}.Vz……...……………………………………………………{6}.
Jadi pada gambar 4, tegangan output dapat
diatur dengan mengatur besar kR2 dan R3.
d.
Rangkaian
Regulator Dengan Dengan IC.
Rangkaian
regulator dengan IC merupakan rangkaian regulator yang paling praktis karena
membutuhkan komponen seperti diode zener, transistor dan op amp seperti
rangkaian-rangkain regulator diatas. Karena rangkaian regulator sudah dikemas
menjadi satu IC seperti IC 78XX untuk regulator tegangan positif dan 79XX untuk
regulator tegangan negatif. Komponen IC ini terdiri dari 3 kaki yang biasanya
sudah dilengkapi dengan pembatas arus dan pembatas suhu, dengan menambahkan
beberapa komponen saja sudah dapat menjadi rangkaian catu daya atau power
supply yang ter-regulasi dengan baik, seperti gambar dibawah berikut ini.
Selain
IC regulator dengan tegangan tetap seperti IC 78XX, ada IC dengan tegangan
dapat diatur. Prinsip kerjanya sama dengan regulator dengan Op Amp yang dikemas
dalam satu IC missal LM317 untuk regulator positif dan LM 337 unutk regulator
negatif. Perbedaanya R2 dan R3 yang berfungsi mengatur tegangan keluaran ada
diluar IC.
Sebagai
catatan syarat kerja dari rangkaian regulator dengan IC adalah tegangan input
harus lebih besar dari tegangan output IC regulatornya. IC ini maksimum bisa
dilewati arus 1 Amper dan sebaiknya pemakaiannya dengan heatshink { alumunium
pendingin }.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar